LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN
ACARA III
PENGARUH PREDATOR TERHADAP SEBARAN
KERANG TOTOK (Pelemysoda erosa)
Disusun Oleh :
Nur Fadilatul Aen H1K013005
Asisten
Jamaludin
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN
ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Segara anakan merupakan salah satu
laguna terbesar di Pulau Jawa yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya.
Diantara biota yang terdapat adalah kerang totok (Polymesoda erosa) yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Karena
memiliki nilai ekonomis maka selalu di tangkap. Maka dari itu sangat tepat jika
kerang tersebut dipelajari ekologis maupun biologisnya.
Hutan
mangrove merupakan suatu komunitas pada pantai tropis dan sub tropis, yang
didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang
pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Namun P.erosa merupakan kerang yang hidup didaerah berlumpur, diantara
daun daun yang telah membusuk, dan di kolam yang terbentuk diantara daun daun
mangrove (Morton dan Morton, 1983).Ekosistem ini tandai dengan tingginya
keanekaragaman baik fauna atau flora yang saling bersimbiosis (Bengen, 2002).
Polymesoda erosa
(Bivalvia: Corbiculidae) dikenal oleh masyarakat Segara Anakan Cilacap, sebagai
kerang totok yang hidup di hutan mangrove. Kerang ini merupakan salah satu
jenis kerang yang terdapat di perairan laut Indonesia yang mempunyai potensi
untuk dikembangkan (Hartati dkk., 2005). Kerang ini hidup dengan cara
bersimbiosisi dengan lingkungan yang berlumpur (Morton dan
Morton 1983 dalam Chrisna
Adhi Suryono, 2012 ) .
Polymesoda erosa
seperti halnya hewan dari kelas Bivalvea lainnya mempunyai kemampuan hidup di
daerah intertidal karena memiliki kemampuan untuk mencegah kehilangan air.
Kerang akan menutup rapat cangkangnya yang kedap air, sehingga air tidak keluar
dari tubuhnya Muslih (2008). Kerang ini juga mempunyai kemampuan untuk
membenamkan diri ke dalam substrat sebagai upaya mengindarkan diri dari
predator dan untuk mencari tempat yang lebih lembab.
1.2
Tujuan
Mengetahui
pengaruh predator pada sebaran Kerang totok (Pelemysoda erosa).
II.
MATERI
DAN METODE
2.1
Materi
2.1.1
Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah plastik, kertas label dan jangka
sorong.
2.1.2
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Kerang totok (Pelymesoda erosa) .
2.2
Metode
Praktikum
ini menggunakan metode survei, dengan teknik pengambilan sampel dan pengukuran
lebar dan tebal cangkang kerang totok (Pelymesoda
erosa). Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara
statistik dan dibahas secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji t, uji t
yang di pakai adalah paired sample t test.
2.2.1
Prosedur Kerja
1. Kerang
totok dikumpulkan dengan mencari di daerah terbuka (tidak terdapat mangrove)
dan tertutup (daerah yang terdapat mangrove),
2. Kerang
totok dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label.
3. Setelah
sampling selesai, lebar cangkang kerang totok diukur.
4. Setelah
selesai pengukuran, cangkang kerang tersebut dipecahkan.
5. Selanjutnya
tebal cangkang bagian tengah diukur dengan menggunakan jangka sorong.
6. Data
dimasukan dalam tabel.
2.3
Waktu
dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari jumat dan sabtu pada tanggal 7 dan 8 November 2014
di Segara Anakan.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Tabel 1. Data
Pengukuran Lebar dan Tebal Kerang Totok (Pelymesoda erosa) .
NO
|
Terbuka
|
Tertutup
|
Terbuka
|
Tertutup
|
||
Lebar (cm)
|
Tebal (cm)
|
Lebar (cm)
|
Tebal (cm)
|
Lebar/Tebal
(cm)
|
Lebar/Tebal
(cm)
|
|
1
|
4.66
|
0.43
|
4.19
|
0.43
|
10.84
|
9.74
|
2
|
5.1
|
0.27
|
5.14
|
0.21
|
18.89
|
24.48
|
3
|
6.4
|
0.12
|
5.12
|
0.21
|
53.33
|
24.38
|
4
|
7.7
|
0.22
|
6.42
|
0.33
|
35.00
|
19.45
|
5
|
6.53
|
0.24
|
5.28
|
0.12
|
27.21
|
44.00
|
6
|
4.72
|
0.16
|
4.23
|
0.13
|
29.50
|
32.54
|
7
|
5.76
|
0.33
|
5.14
|
0.24
|
17.45
|
21.42
|
8
|
3.9
|
0.25
|
4.36
|
0.17
|
15.60
|
25.65
|
9
|
5.89
|
0.24
|
5.86
|
0.12
|
24.54
|
48.83
|
10
|
4.45
|
0.15
|
4.22
|
0.14
|
29.67
|
30.14
|
11
|
5.83
|
0.13
|
6.17
|
0.14
|
44.85
|
44.07
|
12
|
4.35
|
0.14
|
4.38
|
0.34
|
31.07
|
12.88
|
13
|
5.36
|
0.12
|
4.86
|
0.11
|
44.67
|
44.18
|
14
|
4.22
|
0.12
|
5.16
|
0.78
|
35.17
|
6.62
|
15
|
5.85
|
0.35
|
4.12
|
0.13
|
16.71
|
31.69
|
16
|
3.46
|
0.15
|
4.18
|
0.16
|
23.07
|
26.13
|
17
|
2.57
|
0.72
|
4.28
|
0.12
|
3.57
|
35.67
|
18
|
3.45
|
0.11
|
5.52
|
0.15
|
3.36
|
36.80
|
19
|
4.48
|
0.11
|
5.14
|
0.17
|
43.91
|
30.24
|
20
|
5.72
|
0.13
|
5.12
|
0.17
|
44.00
|
30.12
|
21
|
5.44
|
0.14
|
4.19
|
0.13
|
38.86
|
32.23
|
22
|
5.61
|
0.29
|
4.17
|
0.11
|
19.34
|
37.91
|
23
|
5.72
|
0.16
|
9.03
|
0.27
|
35.75
|
33.44
|
24
|
6.58
|
0.2
|
8.44
|
0.23
|
32.90
|
36.70
|
25
|
4.43
|
0.1
|
7.20
|
0.21
|
44.30
|
34.29
|
26
|
6.15
|
0.5
|
7.20
|
0.18
|
12.30
|
40.00
|
27
|
6.35
|
0.6
|
6.90
|
0.11
|
10.58
|
62.73
|
28
|
5.41
|
0.1
|
6.62
|
0.44
|
54.10
|
15.05
|
29
|
5.31
|
0.1
|
6.65
|
0.18
|
53.10
|
36.94
|
30
|
6.29
|
0.4
|
6.66
|
0.13
|
15.72
|
51.23
|
3.2
Pembahasan
Gambar
1. Diagram Distribusi Umur Kerang Totok
Zona Terbuka
Gambar
2. Diagram Distribusi Umur Kerang Totok Zona Tertutup
Klasifikasi
kerang totok (Polemysoda erosa)
menurut Jueg dan Zettler (2004) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum
: Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Veneroidea
Famili : Corbiculidae
Genus : Polymesoda
Species : Polymesoda erosa
Berdasarkan data
yang diperoleh, mean lebar dan tebal cangkang kerang totok pada wilayah
terbuka adalah 5,25 dan 0,23. Mean lebar
dan tebal cangkang kerang totok
pada wilayah tertutup adalah 5,26 dan 0,24.
Hal ini menunjukan
besar kerang totok (Polymesoda erosa)
yang hidup pada tempat terbuka lebih kecil dibandingkan dengan kerang totok (Polymesoda erosa) yang hidup pada tempat tertutup. Hal ini tidak sesuai dengan yang di kemukakan oleh Nybakken (1988)
bahwa Kerang yang hidup pada tempat terbuka memiliki ukuran
lebar dan tebal cangkang yang lebih besar dibandingkan dengan Kerang yang hidup
pada tempat tertutup. Dari hal tersebut dapat diasumsikan semakin besar dan
tebal ukuran cangkang maka kemungkinan untuk dimangsa predatornya rendah.
Mean
Lebar/Tebal pada kerang totok pada wilayah terbuka adalah 28,97 dan pada daerah yang tertutup
adalah 29,55. Perbedan tebal cangkang dan lebar
karapas ini dapat diasumsikan sebagai adaptasi morfologi kerang totok dalam
menghadapi adanya predasi.Menurut Wood dan Bain (1995), bahwa terdapat hubungan
antara morfologi suatu organisme dengan habitatnya, hal ini dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya salah satu bagian morfologis.
Penyebaran kerang totok disegara anakan terlihat merata baik pada daerah yang
bersalinitas yang bersalinitas rendah
maupun tinggi. Hal ini sesuai dengan Odum ( 1993 )yang menyatakan bahwa penyebaran
merata dapat terjadi jika persaingan antar individu sangat keras yang mendorong
pembagian ruang sama. Kennish (1990 ) mengatakan bahwa keanekaragaman di daerah
estuary biasanya rendah tetapa kepadatan organismenya yang ada bisa sangat
tinggi. Kepadatan organisme yang tinggi baik antar spesies maupun sesame
spesies itu menyebabkan adanya persaingan (1968) menjelaskan bahwa predasi
bukan merupakan salah satu factor yang mengontrol kepadatan organism tetapi
lebih banyak dipengaruhi oleh kompetisi. Lebih lanjut Barnes dan Hughes (1988)
menjelaskan bahwa kompetisi merupakan faktor untuk mempertahankan ekspansi yang
terbatas, meskipun faktor fisik dan biologis dalam lingkungan dketahui
berpengaruh langsung dan dapat menyebabkan berkurangnya jumlah individu dalam populasi.
Perbedaan
struktur populasi yang terlihat dari jumlah ukuran yang berbeda diduga karena
faktor salinitas. Bayne (1976) menginformasikan bahwa kerang yang hidup di
daerah empat musim tumbuh dengan cepat pada musim semi dan panas dimana suhu
dan salitas perairan meningkat dmikian juga terhadap P.
erosa yang yang hidup di Segara Anakan pada salinitas tinggi dan lebih
tinggi akan memiliki ukuran dan variasi ukuran lebih besar hal ini membuktikan
bahwa pada daerah yang bersalinitas tinggi cocok untuk hidup P. erosa hal tersebut terlihat dari
ukuran variasi ukuran yang lebih besar dari pada daerah yang bersalinitas
rendah.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan praktikum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kelimpahan,
ukuran dan ketebalan cangkang kerang totok pada lahan terbuka dan tertutup
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kerang totok (Pelemysoda erosa) yang
hidup di tempat tertutup memiliki cangkang yang lebih tebal dan lebih besar
dibandingkan dengan kerang totok yang hidup di tempat terbuka. Hal tersebut
dapat diartikan sebagai salah satu upaya menghindarkan diri dari predasi. Kepadatan
kerang totok sebagian dipengaruhi predator, tetapi lebih dipengaruhi persaingan
memperebutkan ruang dan makan.
.
4.2 Saran
Jika masih ada
yang kurang dalam laporan ini, mohon diberi petunjuk agar pada praktikum
selanjutnya bisa lebih baik. Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu
harus dipergunakan sebaik-baiknya serta keaktifan para praktikan dalam melakukan
praktek harus di perhatikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Barnes,
R. D and Hoghes, 1988. An introduction to marine ecology. Sounders College
Publishing.USA. 351p
Bayne,
B.L. 1976. Marine mussels: Their ecology
and physiology. Cambridge University Press. Cambridge. 351 p
Bengen D.G. 2002. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Indonesia
Hartati,
R.I Widowato, dan Y. Ristiadi. 2005. Histologi Gonad Kerang Totok (Polymesoda erosa) dari Laguna Segara
Anakan Cilacap. Ilmu Kelautan, Vol. 10 (3): 119-125
Jueg,
U. & Zettler, M.L. (2004). Die Mollusca en fauna der Elbe in
Mecklenburg-Vorpommern mit Erstnachweis der Grobgerippten Körbchenmuschel
Corbicula fluminea (O. F. Müller 1756). Mitteilungen der NGM 4(1):85-89
Kennish,
1990. Ecology of estuaries. Vol 2: Biological aspects. CRC Press. New Jersey.
USA. 391 p.
Muslih.
2006. Biologi Kerang Totok (Donax sp.).
Jurusan Perikanan dan Kelautan FST Unsoed
Morton,
B and Morton, J. 1983. The sea shore ecology of Hongkong.Hongkong University Press. 77 – 86 pp.
Nybakken,
J. W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. PT. Gramedia, Jakarta. Hal
205- 268.
Wood,
B.M., and M.B..Bain. 1995. Morphology and Microhabitat Use in Stream Fish. Can.
J. Fish. Aquat. Sci. 52:1487-1498
LAMPIRAN
Uji T
·
Uji
T pada lebar kerang totok di tempat terbuka dan tertutup
Tabel
Uji T lebar dan tebal antara kerang totok dari tempat terbuka vs tempat
tertutup
Paired Samples Statistics
|
|||||
Mean
|
N
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
||
Pair 1
|
Lebar
Kerang Totok Zona Terbuka
|
5.2563
|
30
|
1.10990
|
.20264
|
Lebar
Kerang Totok Zona Tertutup
|
5.5317
|
30
|
1.33333
|
.24343
|
|
Pair 2
|
Tebal
Kerang Totok Zona Terbuka
|
.2360
|
30
|
.15795
|
.02884
|
Tebal
Kerang Totok Zona Tertutup
|
.2120
|
30
|
.13954
|
.02548
|
|
Pair 3
|
Lebar/Tebal
Kerang Totok Zona Terbuka
|
31.9470
|
30
|
16.46638
|
3.00634
|
Lebar/Tebal
Kerang Totok Zona Tertutup
|
31.9850
|
30
|
12.43819
|
2.27089
|
|
Paired Samples Correlations
|
||||
N
|
Correlation
|
Sig.
|
||
Pair 1
|
Lebar
Kerang Totok Zona Terbuka & Lebar Kerang Totok Zona Tertutup
|
30
|
.470
|
.009
|
Pair 2
|
Tebal
Kerang Totok Zona Terbuka & Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
|
30
|
-.195
|
.303
|
Pair 3
|
Lebar/Tebal
Kerang Totok Zona Terbuka & Lebar/Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
|
30
|
.423
|
.020
|
Paired Samples Test
|
|||||||||
Paired Differences
|
t
|
df
|
Sig. (2-tailed)
|
||||||
95% Confidence Interval of the Difference
|
|||||||||
Mean
|
Std. Deviation
|
Std. Error Mean
|
Lower
|
Upper
|
|||||
Pair 1
|
Lebar
Kerang Totok Zona Terbuka - Lebar Kerang Totok Zona Tertutup
|
-.27533
|
1.27265
|
.23235
|
-.75055
|
.19988
|
-1.185
|
29
|
.246
|
Pair 2
|
Tebal
Kerang Totok Zona Terbuka - Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
|
.02400
|
.23021
|
.04203
|
-.06196
|
.10996
|
.571
|
29
|
.572
|
Pair 3
|
Lebar/Tebal
Kerang Totok Zona Terbuka - Lebar/Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
|
-.03800
|
15.88981
|
2.90107
|
-5.97135
|
5.89535
|
-.013
|
29
|
.990
|