Sabtu, 03 Januari 2015

PENGARUH PREDATOR TERHADAP SEBARAN KERANG TOTOK (Pelemysoda erosa)


LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN
ACARA III
PENGARUH PREDATOR TERHADAP SEBARAN KERANG TOTOK (Pelemysoda erosa)


Disusun Oleh :
Nur Fadilatul Aen                   H1K013005
Asisten
Jamaludin

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014

I.                  PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
     Segara anakan merupakan salah satu laguna terbesar di Pulau Jawa yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Diantara biota yang terdapat adalah kerang totok (Polymesoda erosa) yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Karena memiliki nilai ekonomis maka selalu di tangkap. Maka dari itu sangat tepat jika kerang tersebut dipelajari ekologis maupun biologisnya.
         Hutan mangrove merupakan suatu komunitas pada pantai tropis dan sub tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Namun P.erosa merupakan kerang yang hidup didaerah berlumpur, diantara daun daun yang telah membusuk, dan di kolam yang terbentuk diantara daun daun mangrove (Morton dan Morton, 1983).Ekosistem ini tandai dengan tingginya keanekaragaman baik fauna atau flora yang saling bersimbiosis (Bengen, 2002).
          Polymesoda erosa (Bivalvia: Corbiculidae) dikenal oleh masyarakat Segara Anakan Cilacap, sebagai kerang totok yang hidup di hutan mangrove. Kerang ini merupakan salah satu jenis kerang yang terdapat di perairan laut Indonesia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan (Hartati dkk., 2005). Kerang ini hidup dengan cara bersimbiosisi dengan lingkungan yang berlumpur (Morton dan Morton 1983 dalam Chrisna Adhi Suryono, 2012 ) .
         Polymesoda erosa seperti halnya hewan dari kelas Bivalvea lainnya mempunyai kemampuan hidup di daerah intertidal karena memiliki kemampuan untuk mencegah kehilangan air. Kerang akan menutup rapat cangkangnya yang kedap air, sehingga air tidak keluar dari tubuhnya Muslih (2008). Kerang ini juga mempunyai kemampuan untuk membenamkan diri ke dalam substrat sebagai upaya mengindarkan diri dari predator dan untuk mencari tempat yang lebih lembab.
1.2              Tujuan
Mengetahui pengaruh predator pada sebaran Kerang totok (Pelemysoda erosa).


II.               MATERI DAN METODE
2.1              Materi
2.1.1        Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah plastik, kertas label dan jangka sorong.
2.1.2        Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Kerang totok (Pelymesoda erosa) .
2.2              Metode
Praktikum ini menggunakan metode survei, dengan teknik pengambilan sampel dan pengukuran lebar dan tebal cangkang kerang totok (Pelymesoda erosa). Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara statistik dan dibahas secara deskriptif. Analisis data menggunakan uji t, uji t yang di pakai adalah paired sample t test.
2.2.1        Prosedur Kerja
1.      Kerang totok dikumpulkan dengan mencari di daerah terbuka (tidak terdapat mangrove) dan tertutup (daerah yang terdapat mangrove),
2.      Kerang totok dimasukkan ke dalam plastik dan diberi label.
3.      Setelah sampling selesai, lebar cangkang kerang totok diukur.
4.      Setelah selesai pengukuran, cangkang kerang tersebut dipecahkan.
5.      Selanjutnya tebal cangkang bagian tengah diukur dengan menggunakan jangka sorong.
6.      Data dimasukan dalam tabel.

2.3              Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat dan sabtu pada tanggal 7 dan 8 November 2014 di Segara Anakan.


III.           HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1              Hasil
Tabel 1. Data Pengukuran Lebar dan Tebal  Kerang Totok (Pelymesoda erosa) .
NO
Terbuka
Tertutup
Terbuka
Tertutup
Lebar (cm)
Tebal (cm)
Lebar (cm)
Tebal (cm)
Lebar/Tebal
(cm)
Lebar/Tebal
(cm)
1
4.66
0.43
4.19
0.43
10.84
9.74
2
5.1
0.27
5.14
0.21
18.89
24.48
3
6.4
0.12
5.12
0.21
53.33
24.38
4
7.7
0.22
6.42
0.33
35.00
19.45
5
6.53
0.24
5.28
0.12
27.21
44.00
6
4.72
0.16
4.23
0.13
29.50
32.54
7
5.76
0.33
5.14
0.24
17.45
21.42
8
3.9
0.25
4.36
0.17
15.60
25.65
9
5.89
0.24
5.86
0.12
24.54
48.83
10
4.45
0.15
4.22
0.14
29.67
30.14
11
5.83
0.13
6.17
0.14
44.85
44.07
12
4.35
0.14
4.38
0.34
31.07
12.88
13
5.36
0.12
4.86
0.11
44.67
44.18
14
4.22
0.12
5.16
0.78
35.17
6.62
15
5.85
0.35
4.12
0.13
16.71
31.69
16
3.46
0.15
4.18
0.16
23.07
26.13
17
2.57
0.72
4.28
0.12
3.57
35.67
18
3.45
0.11
5.52
0.15
3.36
36.80
19
4.48
0.11
5.14
0.17
43.91
30.24
20
5.72
0.13
5.12
0.17
44.00
30.12
21
5.44
0.14
4.19
0.13
38.86
32.23
22
5.61
0.29
4.17
0.11
19.34
37.91
23
5.72
0.16
9.03
0.27
35.75
33.44
24
6.58
0.2
8.44
0.23
32.90
36.70
25
4.43
0.1
7.20
0.21
44.30
34.29
26
6.15
0.5
7.20
0.18
12.30
40.00
27
6.35
0.6
6.90
0.11
10.58
62.73
28
5.41
0.1
6.62
0.44
54.10
15.05
29
5.31
0.1
6.65
0.18
53.10
36.94
30
6.29
0.4
6.66
0.13
15.72
51.23

3.2              Pembahasan
Gambar 1. Diagram Distribusi Umur Kerang Totok  Zona Terbuka
Gambar 2. Diagram Distribusi Umur Kerang Totok Zona Tertutup

Klasifikasi kerang totok (Polemysoda erosa) menurut Jueg dan Zettler (2004) adalah sebagai berikut :
 Kingdom     : Animalia
       Phylum             : Mollusca
         Kelas                : Bivalvia
             Ordo                 : Veneroidea
                 Famili               : Corbiculidae
                      Genus               : Polymesoda
                           Species             : Polymesoda erosa
        Berdasarkan data yang diperoleh, mean lebar  dan  tebal cangkang kerang totok pada wilayah terbuka adalah  5,25 dan 0,23. Mean  lebar  dan  tebal cangkang kerang totok pada wilayah  tertutup adalah 5,26 dan 0,24.  Hal ini menunjukan besar kerang totok (Polymesoda erosa) yang hidup pada tempat terbuka lebih kecil  dibandingkan dengan  kerang totok (Polymesoda erosa) yang hidup pada tempat tertutup.  Hal ini tidak sesuai  dengan yang di kemukakan oleh Nybakken  (1988)  bahwa  Kerang  yang hidup pada tempat terbuka memiliki ukuran lebar dan tebal cangkang yang lebih besar dibandingkan dengan Kerang yang hidup pada tempat tertutup. Dari hal tersebut dapat diasumsikan semakin besar dan tebal ukuran cangkang maka kemungkinan untuk dimangsa predatornya rendah.
     Mean Lebar/Tebal pada kerang totok pada wilayah terbuka adalah  28,97 dan pada daerah yang tertutup adalah  29,55.  Perbedan tebal cangkang dan lebar karapas ini dapat diasumsikan sebagai adaptasi morfologi kerang totok dalam menghadapi adanya predasi.Menurut Wood dan Bain (1995), bahwa terdapat hubungan antara morfologi suatu organisme dengan habitatnya, hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya salah satu bagian morfologis.
      Penyebaran  kerang totok disegara anakan  terlihat merata baik pada daerah yang bersalinitas  yang bersalinitas rendah maupun tinggi. Hal ini sesuai dengan Odum ( 1993 )yang menyatakan bahwa penyebaran merata dapat terjadi jika persaingan antar individu sangat keras yang mendorong pembagian ruang sama. Kennish (1990 ) mengatakan bahwa keanekaragaman di daerah estuary biasanya rendah tetapa kepadatan organismenya yang ada bisa sangat tinggi. Kepadatan organisme yang tinggi baik antar spesies maupun sesame spesies itu menyebabkan adanya persaingan (1968) menjelaskan bahwa predasi bukan merupakan salah satu factor yang mengontrol kepadatan organism tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh kompetisi. Lebih lanjut Barnes dan Hughes (1988) menjelaskan bahwa kompetisi merupakan faktor untuk mempertahankan ekspansi yang terbatas, meskipun faktor fisik dan biologis dalam lingkungan dketahui berpengaruh langsung dan dapat menyebabkan berkurangnya jumlah individu dalam populasi.
       Perbedaan struktur populasi yang terlihat dari jumlah ukuran yang berbeda diduga karena faktor salinitas. Bayne (1976) menginformasikan bahwa kerang yang hidup di daerah empat musim tumbuh dengan cepat pada musim semi dan panas dimana suhu dan salitas perairan meningkat dmikian juga terhadap  P. erosa yang yang hidup di Segara Anakan pada salinitas tinggi dan lebih tinggi akan memiliki ukuran dan variasi ukuran lebih besar hal ini membuktikan bahwa pada daerah yang bersalinitas tinggi cocok untuk hidup P. erosa hal tersebut terlihat dari ukuran variasi ukuran yang lebih besar dari pada daerah yang bersalinitas rendah.






IV.       KESIMPULAN DAN SARAN

4.1       Kesimpulan
         Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kelimpahan, ukuran dan ketebalan cangkang kerang totok pada lahan terbuka dan tertutup menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kerang totok (Pelemysoda erosa) yang hidup di tempat tertutup memiliki cangkang yang lebih tebal dan lebih besar dibandingkan dengan kerang totok yang hidup di tempat terbuka. Hal tersebut dapat diartikan sebagai salah satu upaya menghindarkan diri dari predasi. Kepadatan kerang totok sebagian dipengaruhi predator, tetapi lebih dipengaruhi persaingan memperebutkan ruang dan makan.
.
4.2       Saran
          Jika masih ada yang kurang dalam laporan ini, mohon diberi petunjuk agar pada praktikum selanjutnya bisa lebih baik. Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan sebaik-baiknya serta keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek harus di perhatikan.


DAFTAR PUSTAKA

Barnes, R. D and Hoghes, 1988. An introduction to marine ecology. Sounders College Publishing.USA. 351p

Bayne, B.L. 1976. Marine mussels: Their ecology and physiology. Cambridge University Press. Cambridge. 351 p

Bengen D.G. 2002. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Indonesia


Hartati, R.I Widowato, dan Y. Ristiadi. 2005. Histologi Gonad Kerang Totok (Polymesoda erosa) dari Laguna Segara Anakan Cilacap. Ilmu Kelautan, Vol. 10 (3): 119-125


Jueg, U. & Zettler, M.L. (2004). Die Mollusca en fauna der Elbe in Mecklenburg-Vorpommern mit Erstnachweis der Grobgerippten Körbchenmuschel Corbicula fluminea (O. F. Müller 1756). Mitteilungen der NGM 4(1):85-89


Kennish, 1990. Ecology of estuaries. Vol 2: Biological aspects. CRC Press. New Jersey. USA. 391 p.


Muslih. 2006. Biologi Kerang Totok (Donax sp.). Jurusan Perikanan dan Kelautan FST Unsoed

Morton, B and Morton, J. 1983. The sea shore ecology of Hongkong.Hongkong University           Press. 77 – 86 pp.

Nybakken, J. W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. PT. Gramedia, Jakarta. Hal 205- 268.

Wood, B.M., and M.B..Bain. 1995. Morphology and Microhabitat Use in Stream Fish. Can. J. Fish. Aquat. Sci. 52:1487-1498




LAMPIRAN

Uji T
·                Uji T pada lebar kerang totok di tempat terbuka dan tertutup


Tabel Uji T lebar dan tebal antara kerang totok dari tempat terbuka vs tempat tertutup

Paired Samples Statistics


Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1
Lebar Kerang Totok Zona Terbuka
5.2563
30
1.10990
.20264
Lebar Kerang Totok Zona Tertutup
5.5317
30
1.33333
.24343
Pair 2
Tebal Kerang Totok Zona Terbuka
.2360
30
.15795
.02884
Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
.2120
30
.13954
.02548
Pair 3
Lebar/Tebal Kerang Totok Zona Terbuka
31.9470
30
16.46638
3.00634
Lebar/Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
31.9850
30
12.43819
2.27089













Paired Samples Correlations


N
Correlation
Sig.
Pair 1
Lebar Kerang Totok Zona Terbuka & Lebar Kerang Totok Zona Tertutup
30
.470
.009
Pair 2
Tebal Kerang Totok Zona Terbuka & Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
30
-.195
.303
Pair 3
Lebar/Tebal Kerang Totok Zona Terbuka & Lebar/Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
30
.423
.020


Paired Samples Test


Paired Differences
t
df
Sig. (2-tailed)



95% Confidence Interval of the Difference


Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Lower
Upper
Pair 1
Lebar Kerang Totok Zona Terbuka - Lebar Kerang Totok Zona Tertutup
-.27533
1.27265
.23235
-.75055
.19988
-1.185
29
.246
Pair 2
Tebal Kerang Totok Zona Terbuka - Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
.02400
.23021
.04203
-.06196
.10996
.571
29
.572
Pair 3
Lebar/Tebal Kerang Totok Zona Terbuka - Lebar/Tebal Kerang Totok Zona Tertutup
-.03800
15.88981
2.90107
-5.97135
5.89535
-.013
29
.990