Senin, 08 Desember 2014

Morfolog dan Anatomi Kepiting

Morfologi dan Anatomi Kepiting

Kepiting adalah binatang crustacea berkaki sepuluh, yang biasanya mempunyai "ekor" yang sangat pendek, atau yang perutnya sama sekali tersembunyi di bawah thorax. Hewan ini dikelompokkan ke dalam Phylum Athropoda,Sub Phylum Crustacea, Kelas Malacostraca, Ordo Decapoda, Suborder Pleocyemata dan Infraorder Brachyura. Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exoskeleton (kerangka luar) yang sangat keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit.

Kepiting hidup di air laut, air tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam, dari pea crab, yang lebarnya hanya beberapa millimeter. Walaupun kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Chelipeds dapat digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata dalam menghadapi musuh. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton (kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang. Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari Carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang yang terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapace. Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapace.

Berdasarkan anatomi tubuh bagian dalam, mulut kepiting terbuka dan terletak pada bagian bawah tubuh. Beberapa bagian yang terdapat di sekitar mulut berfungsi dalam memegang makanan dan juga memompakan air dari mulut ke insang. Kepiting memiliki rangka luar yang keras sehingga mulutnya tidak dapat dibuka lebar. Hal ini menyebabkan kepiting lebih banyak menggunakan sapit dalam memperoleh makanan. Makanan yang diperoleh dihancurkan dengan menggunakan sapit, kemudian baru dimakan.

Kepiting  ukurannya bisa mencapai lebih dari 20 cm. Sapit pada jantan dewasa lebih panjang dari pada sapit betina. Kepiting yang bisa berenang ini terdapat hampir di seluruh perairan pantai Indonesia, terutama di daerah mangrove, di daerah tambak air payau, muara sungai, tetapi jarang ditemukan di pulau-pulau karang. Disamping morfologi sapit, kepiting jantan dan betina dapat dibedakan juga berdasarkan ukuran abdomen, dimana abdomen jantan lebih sempit dari pada abdomen betina

Kepiting  dapat diidentifikasi dengan mengamati ciri-ciri meristik dan morfometril serta pola warna dengan mengacu pada kunci identifikasi Keenan, Carpenter dan Niem (1998). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berdasarkan warna, bentuk duri pada frontal dan jumlah duri pada karpus, teridentifkasi 3 spesies kepiting  di kawasan Mangrove Sungai Keera Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, yaitu Scylla olivacea, Scylla serrata dan Scylla paramamosain dimana Scylla olivacea adalah jenis yang dominan, yaitu 92% dari total sampel. Terdapat perbedaan karakter meristik yang dimiliki oleh ketiga spesies kepiting  yang ditemukan di kawasan mangrove tersebut.

Sebagian besar kepiting yang hidup di mangrove memperlihatkan adaptasi morfologis saat bernafas ketika berada di darat. Ukuran insang kepiting berkorelasi dengan habitat dan aktivitas metabolik. Spesies intertidal di daerah temperate umumnya telah mereduksi luas insang dibanding dengan spesies akuatik. Gejala ini terjadi pada spesies kepiting mangrove Ocypode  dan Uca  yang mempunyai beberapa filamen insang dibanding kerabat dekatnya di spesies akuatik. Filamen insang mengeras sebagai pemelihara bentuk, orientasi  dan fungsi tubuh bila kepiting keluar dari air. Celah insang menjadi vaskular dan dapat berfungsi sebagai paru-paru. Kepiting ini memompa udara melalui udara yang tertahan di dalam celah insang yang harus diperbaharui secara teratur dengan sering masuk ke dalam air.

Bagian tubuh kepiting juga dilengkapi bulu dan rambut sebagai indera penerima. Bulu-bulu terdapat hampir di seluruh tubuh tetapi sebagian besar bergerombol pada kaki jalan. Untuk menemukan makanannya kepiting menggunakan rangsangan bahan kimia yang dihasilkan oleh organ tubuh. Antena memiliki indera penciuman yang mampu merangsang kepiting untuk mencari makan. Ketika alat pendeteksi pada kaki melakukan kontak langsung dengan makanan, chelipeds dengan cepat menjepit makanan tersebut dan langsung dimasukkan ke dalam mulut. Mulut kepiting juga memiliki alat penerima sinyal yang sangat sensitif untuk mendeteksi bahan-bahan kimia. Kepiting mengandalkan kombinasi organ perasa untuk menemukan makanan, pasangan dan menyelamatkan diri dari predator.

Kepiting memiliki sepasang mata yang terdiri dari beberapa ribu unit optik. Matanya terletak pada tangkai, dimana mata ini dapat dimasukkan ke dalam rongga pada carapace ketika dirinya terancam. Kadang-kadang kepiting dapat mendengar dan menghasilkan berbagai suara. Hal yang menarik pada berbagai spesies ketika masa kawin, sang jantan mengeluarkan suara yang keras dengan menggunaklan chelipeds-nya atau menggetarkan kaki jalannya untuk menarik perhatian sang betina. Setiap spesies memiliki suara yang khas, hal ini digunakan untuk menarik sang betina atau untuk menakut-nakuti pejantan lainnya.

Kamis, 04 Desember 2014

HARAPAN

Dahulu, Aku tidak menyadari betapa berharganya dirimu,
Karena kamu selalu berada disampingku,
Orang-orang berharga yang selalu berada disampingku,
Ketika aku lelah dan merasa sepi,
Aku lupa kepada mereka yang telah memberiku kekuatan.
Mulai sekarang, bahkan jika kamu lelah dan kehabisan energi, jangan pernah menyerah dan tetaplah tegar, pikirkan hari esok.
Entah saat kamu gagal dalam pekerjaan atau cinta,
Tidak ada yang bisa membuatmu jatuh.
Tahukah kamu, kamu tidak sendirian di dunia ini,
Jangan hanya duduk dan bersedih sepanjang waktu,
Ayo bergandengan tangan dan melihat ke langit.
Gambar dunia yang akan kita buat bersama di langit.
Itu bersinar dan sangat indah,
Ayo buat bersama sambil bergandengan tangan,
Mari berdiri bersama dan merentangkan tangan kita sejauh-jauhnya, mari bergandengan tangan dan melihat ke langit.
Gambar dunia yang akan kita buat bersama di langit.
Gambar itu sangat bersinar dan indah.
Ayo kita buat bersama-sama sambil bergandengan tangan
Dunia diselimuti oleh kegelapan,
Setiap orang yang terjatuh kedalam dunia itu,
Bahkan jika itu menghalangi keyakinan dan cinta dalam pikiran kita untuk berkembang, masih ada keberanian yang pasti sehingga kita bisa memulainya lagi.
Kita tahu kita bisa berdiri lagi,
Tidak akan ada penyebab kemarahan atau pertengkaran.
Itulah harapan yang kami impikan,
Kita bisa melihat dunia yang indah.
Ayo bergandengan tangan dan melihat ke langit.
Gambar dunia yang akan kita buat bersama di langit.
Itu bersinar dan sangat indah,
Ayo buat bersama sambil bergandengan tangan,
Aku ingin menjadi secercah harapan untuk menyinari masa depanmu yang terbuka
Angkat wajahmu dan hadapi sinar yang gemerlap
Semuanya, ayo buka matamu
Lihatlah dunia dihadapanmu
Kami telah melakukannya sambil bergandengan
Tidak ada ketakutan
Tidak ada lagi kesedihan
Mari berpesta dengan hanya memikirkan kebahagiaan.
x

One-Sample T Test and Independent Sample T Test


TUGAS   UJI T

1.      Pembudidaya memanen benih ikan mas di suatu kolam. Pembudidaya menyatakan benih yang akan dijual adalah ukuran 6 cm. Oleh karena itu, dilakukan sampling terhadap 15 benih untuk mengetahui keseragamannya. Berikut ini adalah hipotesis dan datanya.

H0 = Rerata ukuran benih sama dengan 6 cm
H1 = Rerata ukuran benih tidak sama dengan 6 cm
Sampel
Ukuran
1
5.5
2
6.1
3
5.9
4
5.3
5
5.8
6
5.7
7
5.5
8
4.9
9
5.8
10
5.9
11
4.9
12
6.8
13
6.6
14
6.2
15
5.9











UJI One-Sample T Test
Ø  Masuk ke program SPSS
Ø  Kemudian masuk ke Variable  View, Terdapat sepuluh atribut variabel yang perlu definisikan . Isi Ukuran dan Sampel  dikolom Name,Type  (Numeric),Width( 8), Desimal untuk  sampel (0) dan Desimal untuk ukuran (1),Value (None), Missing (None), Columns (8),Aligh (Center),Measure untuk sampel ( Nominal) untuk ukuran( Scale).

Ø  Masuk ke Data View,masukan data pada Variable Sampel dan Ukuran

Ø  Klik menu Analyze →  Compare MeansOne-Sample T Test
Ø  Muncul kotak dialog
Ø  Masukkan variable ukuran pada kotak Test Variable (s) dan masukkan 6 pada kotak Test Value.

Ø  Klik Option sehingga muncul kotak dialog
Ø   Isi 95 % pada condifent interval dan pilih exlude cases analysis by analysisContinue

Ø  Klik OK






Ø  Sehingga didapatkan data output One Sample T Test


Pada table One –Sample Startistik memaparkan nilai statistic variable pencapaian ukuran benih ikan sebagai berikut : jumlah sampling 15, rata-rata ukuran benih ikan 5.787, standard deviasi 0.5330 dan standard error mean 0.1376.




Hipotesis

H0 = Rerata ukuran benih sama dengan 6 cm
H1 = Rerata ukuran benih tidak sama dengan 6 cm

 Nilai t hitung (1.550) < t tab (1.761) dan nilai sig. (2-tailed) 0.143 > nilai α 0.1  maka dapat di simpulkan   H0 di terima. Jadi karena H0 diterima maka rerata benih yang  akan di jual memiliki ukuran 6 cm.





2.      Peneliti ingin membandingkan perbedaan bobot ikan nila yang diberi pellet tanpa probiotik dan pellet dengan campuran probiotik. Kemudian dilakukan sampling sebanyak 100 ekor ikan nila pada hari yang sama. Oleh karena itu, peneliti membuat suatu hipotesis. Berikut ini adalah hipotesis dan datanya.

H0 = Kedua strain memiliki rata2 berat yang sama
H1 = Kedua strain tidak memiliki rata2 berat yang sama

Interval nilai berat
Awal
Akhir
Nilai tengah
Frekuensi
Nilai tengah
Frekuensi
90 - 100
95
10
95
35
80 - 90
85
20
85
25
70 - 80
75
35
75
20
60 - 70
65
30
65
15
50 - 60
55
5
55
5
Total
100
100

Independent Sample T Test
·         Masuk ke program SPSS
·         Masuk ke Variable View,di variable view masukan variable pada kolom Name
·         ( variable, Frekuensi), masuk  data ke Data View.

 Description: c.png

·         Klik AnalyzeCompare MeansIndependent-Samples T Test
Description: d.png
·         Sehingga kotak analog muncul. Masukkan variable Nilai Tengah pada Test Variable(s) dan Variable pada kotak Grouping Variable
Description: g.png












·         Klik Define Group, masukkan nilai variable  pada group 1 dan 2

Description: h.png

·         Klik continue sehingga kembali ke kotak dialog Independent-Sample T Test
·         Klik Options pilih tingkat kepercayan 95 % dan pilih Exclude cases analysis by analysis .

Description: h.png
  • Klik Continue dan OK
  • Sehingga diperoleh data output independent sample T Test

Description: 19.png

Description: 20.png
Tabel di atas memaparkan nilai statistic laut sebagai berikut: jumlah sampling 20, rata-rata tingkat kecerdasan laki-laki 42.65, standard deviasi 22.432 dan standard error mean 2.492. sedangkan rata-rata tingkat kecerdasan perempuan sebesar 37.84, standard deviasi 23.143 dan standard error mean 2.571. dan t hitung masing-masing 1.345 dengan sig. (2-tailed) 0.181.
Hipotensi
H0 = Kedua strain memiliki rata2 berat yang sama
H1 = Kedua strain tidak memiliki rata2 berat yang sama
Pada table di atas Nilai t hit (1.345) < t tab (1.729) dan nilai sig. (2-tailed) 0.9 > 0.1  maka dapat di simpulkan H0 di terima. Sehingga bobot ikan nila yang diberi pellet tanpa probiotik dan pellet dengan campuran probiotik memiliki rata2 yang sama.



TUTORIAL UJI T

TUTORIAL UJI T
SPSS merupakan software yang dikhususkan untuk membuat analisis statistik. Dengan SPSS memungkinkan untuk melakukan berbagai uji statistik parametrik salah satunya uji-t. Uji-t berguna untuk menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara statistik satu sama lain. Bagian ini meliputi:
 One-Sample T Test
 Independent-Sample T Test
 Paired-Sample T Test

1.     Tabel T

Sebelum membahas mengenai analisis uji t, maka sebaiknya dibahas bagamana membuat table t karena table t akan digunakan dalam uji hipotesis uji t. Tabel t terdiri dari dua kolom. Kolom pertama adalah degree of freedom (df) dan kolom kedua adalah nilat. Degree of freedom merupakan jumlah pengamatan (sampel) dikurangi satu (df = n-1). Nilai t dapat diberoleh melalui SPSS sebagai berikut :
·         Masuk ke Variable View untuk mendefinisikan atribut variable.



·         Terdapat sepuluh atribut variabel yang perlu Anda definisikan.Isi data pada kolom Name df, t t2 dengan type , setelah itu masuk ke  Data View.



·         Klik transformCompute Variable pada menu sehingga kotak dialog nya muncul.


·         Ketik t2 pada kotak  Target Variable
·         Pada daftar Funcion group, klik inverse DF.Kemudian  daftar drop down Function and Special Variables, klik Idf.T. Masukkan fungsi tersebut pada kotak Numerik Expression dengan menekan tombol panah atas sehingga muncul tulisan IDF.T (?,?)
·         Ganti tanda Tanya pertama dengan tingkat kepercayaan (0,95) dan ganti tanda tanya kedua dengan Variable degree of freedom (hapus tanda Tanya kedua, klik variable degree of freedom dan tekan tombol panah).
·         Klik OK



·         Sehingga pada Data View diperoleh nilai data t2



2.     One-Sample T Test

Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi.




·         Masuk Ke SPSS
·         Masuk Ke Variable  Data, masukan Variable  berat  pada kolom Name.Kemudian masuk pada Data View dan tulis data pada kolom berat.
·         Data Bangun
Variable Data

Data View
·         Klik menu Analyze →  Compare MeansOne-Sample T Test


·         Muncul kotak dialog

·         Masukkan variable Berat pada kotak Test Variable (s) dan masukkan 15 pada kotak Test Value.
·         Klik Option sehingga muncul kotak dialok. Isi 95 % pada condifent interval dan pilih exlude cases analysis by analysis → Continue

·         Klik OK


·         Sehingga didapatkan data output One Sample T Test

 Tabel di atas memaparkan memaparkan nilai statistic variable pencapaian produksi rumput laut sebagai berikut : jumlah sampling 20, rata-rata berat 14.9900, standard deviasi 0.35079 dan standard error mean 0.07844, t hitung 0.127, sig. (2-tailed) 0.9.

 Pada table di atas Nilai t hitung (0.127) < t table (1.729) dan nilai sig. (2-tailed) 0.9 > nilai α 0.1 maka dapat di simpulkan H0 di terima.



















3.     Independent Sample T Test

Independent-Sample T Test digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok. Tes ini digunakan untuk menguji pengaruh variable independen terhadap variable dependen.

Contoh kasus, Tingkat kecerdasan pada Laki-laki dan permpuan. Pengukuran tingkat kecerdasan  dilakukan di dua kelompok yang berbeda dengan melakukan dengan 20 data. Berikut Hasilnya:
·         Masuk ke program SPSS
·         Masuk ke Variable View,di variable view masukan variable pada kolom Name
( jns_kelamin,tk_cerdas, jumlah),masuk  data ke Data View
·         Klik AnalyzeCompare MeansIndependent-Samples T Test

·         Sehingga kotak analog muncul. Masukkan variable tk_cerdas pada Test Variable(s) dan variable jeniskelamin pada kotak Grouping Variable

·         Klik Define Group, masukkan nilai variable jeniskelamin pada group 1 dan 2

·         Klik continue sehingga kembali ke kotak dialog Independent-Sample T Test
·         Klik Options pilih tingkat kepercayan 95 % dan pilih Exclude cases analysis by analysis .

·         Klik Continue dan OK
·         Sehingga diperoleh data output independent sample T Test
 



Dari table di atas di dapatkan nilai t hitung (1.345) <  dari t table (0.95,19) dan nilai  sig (2-tailed) (0.18) > dari nilai α (0.1) dari hasil tersebut dapat disimpulkan nilai  H0 diterima.


4.     Paired Sample T Test

Paired-Sample T Test adalah analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu.Apabila suatu perlakuan tidak memberi pengaruh, maka perbedaan rata-rata adalah nol.

Contoh kasus  pengamatan dilakukan pada  pengaruh tekanan darah terhadap berat di awal dan akhir perlakuandi lakukakan dengan menggunakan 10 data. Hasilnya adalah sebagai berikut:

·         Masuk ke SPSS
·         Masuk ke Variable View,masukan variable  pada kolom Name (tk_darah_0, tk_darah_30, berat_0, berat_30), masukkan data ke Data View.
·         Klik Analyze → pilih Compare MeansPaired-Samples T Test

·         Muncul  kotak dialognya, pindahkan variable tk_darah_0, tk_darah_30, berat_0, berat_30 ke Variable Paired Variables.

·         Klik variable Sebelum dan Sesudah secara berurutan sehingga kedua variable tersebut terblok kemudian tekan tombol panah sehingga pasangan tersebut muncul pada kotak Paired Variables.
·        





·          Klik Options sehingga secara default tingkat kepercayaan 95 % dan Exclude cases analysis by analysis terpilih → Klik ContinueOK


·         Sehingga diperoleh data output Paired Sample T Test



Dari table di atas di dapatkan nilai T hitung (2.891,6.866) > dari nilai T table (1.833) dan untuk Nilai sig (2-tailed) < dari nilai α.Sehingga dapat disimpulkan Nilai H1 di terima dan H0 ditolak.